Selasa, 21 Februari 2012

Berinteraksi Dengan Al-Qur'an



Mengapa duduk manis selama 2 atau 3 jam di depan internet bisa membuat kita nyaman dan terlena, atau ngobrol  2 jam  rasanya  kurang,  namun membaca Al-Quran ½ jam saja  seringkali rasa capek dan malas itu muncul?  Itu  baru dari segi membaca, belum lagi jika kalau kita harus menghafalnya.
Pahala membacanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an), maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali.” (HR.At-Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yang mahir membaca Al Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al Qur`an dengan gagap, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala." (HR.Muslim)
Membaca Al Quran termasuk amal yang sangat mulia, dan Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi yang melakukannya. Seorang mukmin akan menjadikan  Al Quran  sebaik-baik bacaan di  kala senang maupun susah, gembira  ataupun sedih.
Pahala bagi yang mempelajari dan mengajarkan al-Qur'an
Rasulullah - shollallohu ‘alaihi wa sallam - memberikan penghargaan kepada orang yang belajar dan mengajarkan al Quran dengan sabdanya,
”Sebaik-baiknya kalian adalah siapa yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya.” (HR Al-Bukhari)
Mulailah belajar dari membaca, menghafal dan tafsirnya, serta mengajarkan pada yang paling utama yaitu anak, karena anak merupakan investasi kita di dunia dan akhirat.
Dalam HR.Al-Hakim disebutkan,”Siapa saja membaca al-Qur'an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya yang sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan kepada kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanya-tanya:”Bagaimana dipakaikan kepada kami semuanya itu?”, Dijawab:”Karena anakmu telah membawa al-Qur'an.”
Oleh karena itu, tanamkan pada diri anak kita untuk mencintai al Quran sebelum kitab-kitab yang lain, karena ia adalah kitab suci kita dan petunjuk di dunia agar kita dapat mencapai kebahagiaan. Adapun caranya, dengan mengenalkan al Quran pada mereka sejak usia dini. Ajarkan cara membacanya dengan betul, sebelum mengenal pelajaran yang lain.
Dan hendaknya, pengajaran ini dijadikan yang awal dan utama sehingga menjadi kebiasaan bagi mereka. Karena kecintaan itu akan timbul dengan kebiasaan. Setelah itu perintahkan dan tanamkan pada anak kita untuk selalu membaca al Quran dan jangan sampai meninggalkan untuk membacanya. Hal ini akan terwujud jika kita sebagai orang tua menjadi contoh yang baik dan pelopor dalam hal ini. Bagaimana mungkin kita menginginkan anak kita rajin membaca al Quran sedang kita justru malah tidak sering membacanya atau justru sibuk dengan urusan-urusan yang lain.
Pahala bagi orang yang berkumpul untuk membacanya dan mengkajinya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah Ta'ala, sedang mereka membaca KitabNya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahkan ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjung oleh Allah di kehidupan para makhluk yang di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud)
Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu Mas’ud r.a. meminta nasehat, katanya: ” Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini, aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah dan fikiranku kusut; makan tak enak, tidur tak nyenyak.”
Maka Ibnu Mas’ud menasehatinya, katanya:” Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu ketempat orang membaca Al Quran, engkau baca Al Quran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya; atau engkau pergi ke pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, disana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman fikiran dan kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu, bukan lagi hatimu.”
Setelah orang itu kembali kerumahnya, diamalkannyalah nasihat Ibnu Mas’ud r.a. itu. Dia pergi mengambil wudhu kemudian diambilnya Al Quran, terus dia baca dengan hati yang khusyu. Selesai membaca Al Quran, berubahlah kembali jiwanya, menjadi jiwa yang aman dan tenteram, fikirannya tenang, kegelisahannya hilang sama sekali.
 “ Jika kita tidak berinteraksi dengan alquran atau berpaling dari petunjuk/peringatan Allah maka akan sempit dada “ (QS 6:125). “.....dan mempunyai kehidupan sulit” (QS. 20:124).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar