Senin, 18 April 2011

Makna Surat An Nas

Makna surat An-Nas (Manusia)
Pengarah :Parmin S. Wijono, AAAIJ., AIIS


 

1. ”Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.”


Ar-Rabb dalam kata ِ النَّاسِ رَبِّ (Tuhan Manusia) bermakna bahwa Allah S.W.T adalah pencipta, pengatur dan pemberi rezeki seluruh umat manusia. Tentunya Allah S.W.T bukan hanya Rabb atau Tuhannya manusia, namun juga seluruh Alam semesta ini beserta isinya. Pengkhususan penyebutan Rabb manusia di sini adalah untuk menyesuaikan dengan pembicaraan. Mentauhidkan Allah pada hal tersebutlah yang dimaksud dengan tauhid rububiyah.
 
2. “Raja manusia”

Al-Malik adalah salah satu dari asmaul husna yang bermakna pemilik kerajaan yang sempurna dan kekuasaan yang mutlak, bahwa semua makhluk Allah S.W.T adalah hamba yang lemah, butuh akan pertolongan Allah S.W.T.

 
3. “Sembahan manusia”

Sedangkan penyebutan kata Ilahinnaas (sembahan manusia) di sini adalah untuk menegaskan Allah adalah yang seharusnya disembah oleh manusia dengan berbagai macam peribadatan dan sebagai implementasi dari kalimat lailahaillah (tiada tuhan selain allah)
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata,”Tidaklah satupun dari kalian kecuali ia telah di beri Qorin dari jin dan Qorin dari malaikat. Para sahabat bertanya,”Begitu juga kepadamu,Ya Rosulullah?” Beliau bersabda,”Kepadaku juga,hanya saja Allah telah menolongku untuk menghadapinya,dan tidaklah ia (Qorin) menyuruhku kecuali kepada kebenaran” (HR.Ahmad)

5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

Dia berbisik-bisik, bukan berterang-terang. Dia masuk ke dalam dada manusia secara halus sekali. Dia menumpang dalam aliran darah, dan darah berpusat ke jantung, dan jantung terletak dalam dada. Maka dengan tidak disadari bisikan yang dimasukkan melalui jantung yang dibalik benteng dada itu, dengan tidak disadari terpengaruhlah oleh bisik itu. Sedianya kita akan maju; namun karena mendengar bisikan dalam dada itu, kita pun mundur.

Tadinya hati kita telah bulat hendak berjihad fi Sabilillah; namun karena bisikan yang menembus hati itu, kita tidak jadi berjihad. Kita menjadi ragu akan maju ke muka. Bisikan dalam hati yang menghasilkan perasaan ragu-ragu didalam dada yang di sebut juga was-was.

6. dari (golongan) jin dan manusia.
Ada yang halus atau secara halus itulah yang dari jin.Ada yang kasar atau secara kasar, itulah yang dari manusia. Keduanya membujuk, merayu, setelah memperhatikan bahwa kita lengah dan karena kelengahan kita, timbullah penyakit waswas dalam dada, hilang keberanian menegakkan yang benar dan menangkis yang salah, sehingga rugilah hidup di tengah-tengah pergaulan manusia.
Al-Hasan menegaskan: "Keduanya sama-sama syaitan. Syaitan yang berupa jin memasukkan waswas ke dalam dada manusia. Adapun syaitan yang berupa manusia memasukkan waswas secara kasar."
Qatadah menjelaskan; "Di keduanya ada syaitannya. Di kalangan jin ada syaitan-syaitan, di kalangan manusia pun ada syaitan-syaitan."
Tafsir dari Ustazul Imam Syaikh Muhammad Abduh lebih menjelaskan lagi. Kata beliau: "Yang membisik-bisikkan (was-was) ke dalam hati manusia itu adalah dua macam. Pertama ialah yang disebut jin itu, yaitu makhluk yang tak nampak oleh mata dan tidak diketahui mana orangnya tetapi terasa bagaimana dia memasukkan pengaruhnya ke dalam hati, membisikkan, merayukan. Dan semacam lagi ialah perayu yang kasar, yaitu manusia-manusia yang mengajak dan menganjurkan kepada jalan yang salah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar