Senin, 18 April 2011

Hikmah di balik Musibah

Hikmah di Balik Musibah
Pengarah :Parmin S. Wijono, AAAIJ., AIIS


Musibah merupakan ujian iman bagi setiap mukmin dan tidaklah Allah swt. menciptakan suatu peristiwa atau kejadian sebagai sesuatu yang sia-sia. Manusia dianjurkan untuk merenung dan mengambil pelajaran dari berbagai macam peristiwa yang terjadi. Islam sangat mendorong umatnya untuk menggunakan potensi yang Allah swt. berikan kepadanya; penglihatan, pendengaran, hati, panca indra yang lain agar difungsikan untuk merenungkan hikmah di balik setiap peristiwa,musibah atau ujian didalam kehidupan dunia ini.


Allah yang memiliki kemuliaan dan keperkasaan,digenggaman-Nya lah semua kehidupan ini dikendalikan dan manusia tidak dapat mengatur-atur karena setiap musibah dan bencana apa pun itu yang menimpa individu atau menimpa khalayak ramai, baik itu gempa bumi, kekeringan, kelaparan, semua itu sudah dicatat di kitab Lauh Mahfuzh sesuai dengan firman Allah S.W.T :
 
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. " (Al Hadid :22)

Karena itu kita tidak perlu berbangga diri dan bersedih hati atas nikmat Allah yang diperoleh dan luput dari kita. Pahamilah bahwa itu semua adalah takdir Allah yang terbaik untuk kita sesuai dengan firman S.W.T :
 
" (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira  terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri "(Al Hadid :23)

Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi adalah karena kehendak Allah, dan segala sesuatu yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan kehendak Allah berkaitan dengan hikmah yang mutlak, dan hikmah yang mutlak tersebut berkaitan dengan kebaikan yang mutlak, jadi sebagai makhluk ciptaan-Nya apa yang pantas kita sombongkan lagi membanggakan diri?

Wallahu’alam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar