Senin, 18 April 2011

Nikmat Sehat dan Nikmat Iman



Allah telah menganugerahkan kepada kita nikmat yang sangat melimpah. Setiap hembusan nafas dan kedipan mata adalah diantara nikmat yang tak terkira nilainya. Namun seringkali kita tidak menyadari dan mengingkarinya. Kita baru merasakan kelezatan nikmat tersebut tatkala ia telah dicabut dari diri kita.

Kesehatan adalah nikmat yang paling istimewa dan besar yang telah allah s.w.t berikan kepada hamba-hambanya karena jika nikmat sehat telah di cabut oleh Allah s.w.t maka harta benda kita menjadi tidak bernilai.

Dengan kesehatan kita dapat dengan mudah melakukan ibadah, bekerja serta memberikan kontribusi kepada Agama, keluarga dan masyarakat banyak, sebab itu sudah seharusnya kita mensyukuri dengan selalu meningkat kan kualitas ibadah setiap saat.

Terkait dengan ini Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa yang badannya sehat dan hidup aman di tengah masyarakatnya serta memiliki makanan untuk hari itu, mak seolah-olah dunia seisinya telah diberikan kepadanya.” (Riwayat At-Tirmidzi).

Dalam hadist lain disebutkan : ”Nikmat pertama yang ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat yaitu apabila ditanyakan kepadanya, tidakkah telah kami sehatkan badanmu dan telah Kami segarkan (kenyangkan) kamu dengan air yang dingin.”(Riwayat At-Tirmidzi).

Dari sekian banyak nikmat, ada satu nikmat yang paling besar nilainya melebihi nikmat sehat. Walaupun seluruh nikmat yang ada di dunia ini dikumpulkan, tidak akan mampu menggantikan keutamaannya. Nikmat tersebut adalah nikmat iman.

Sebagai hamba Allah kita patut mensyukuri nikmat keimanan ini karena tidak setiap manusia di muka bumi mendapat hidayah iman dan jika Allah berkehendak dapat dengan mudah mencabut nikmat iman tersebut dari seseorang setelah dia beriman.

 

Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.
(Q.S Ali Imran : 90)


 

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.  (Q.S Ali Imran : 91)

Karena itulah kita di anjurkan untuk selalu berdoa seperti yang terdapat dalam firman Allah swt :

 
(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
(Q.S Ali Imran : 8)

Dan diantara cara mensyukuri nikmat iman adalah dengan menjaganya dari berbagai penyimpangan. Penyimpangan keimanan merupakan bagian dari rekayasa dan rekadaya setan. Setan senantiasa berupaya menjerumuskan manusia agar tersesat dari jalan yang lurus. Ia berharap seluruh umat manusia menjadi pengikutnya masuk neraka.

Dengan demikian sudah seharusnya dalam setiap shalat kita senantiasa bermunajat kepada Allah agar mendapat  petunjuk keimanan dan mampu memeliharanya sepanjang hayat. Doa ini terukir indah dalam akhir surat Al-Fatihah. Intinya kita berharap agar senantiasa mendapat petunjuk menuju jalan yang lurus yait jalan orang yang mendapatkan kenikmatan seperti yang diperoleh para nabi, syuhada dan shalihin. Dan kita pun berdoa agar terlindung tidak masuk kelompok orang yang dibenci Allah dan kelompok orang yang tersesat.

Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menjaga dan membentengi keimanan dari berbagai gangguan setan dan semoga kelak kita mendapat anugerah kenikmatan yang lebih besar, yaitu surga firdaus. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar